BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
A.1
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Kondisi bumi kita kian lama kian
mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (greenhouse
effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon,
hingga hilangya hutan tropis. Semua jenis polutan itu rata-rata akibat dari
penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara
dan lainya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar fosil tidak
dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian
memperihatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan keharusan di seluruh
dunia. Salah satunya dengan menghemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar
non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi
panas bumi, tenaga matahari, dan lainya. Duniapun sudah mulai merubah tren
produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan
bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
A.2
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro)
Kondisi alam Indonesia yang mempunyai
banyak sungai dan belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan maksimal menjadikan
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) sangat cocok diaplikasikan pada
sungai, saluran irigasi, airterjun alam sebagai penggerak.
B. TUJUAN
DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari PLTS dan
PLTMH sebenarnya sama yaitu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan yang
mulai di gunakan di beberapa wilayah maupun Negara.
Untuk PLTS
adalah salah satu pembangkit listrik yang sangat sederhana dan mudah dipasang
dirumah, Sehingga PLTS merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan listrik yang sangat ramah lingkungan. Mengingat Indonesia
merupakan daerah tropis, maka sangatlah baik jika PLTS dikembangkan dengan
sungguh-sungguh.
Sedangkan
untuk PLTMH dengan Relatif kecilnya energi yang dihasilkan dibandingkan dengan PLTA
skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya
areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut
merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan.
BAB II
ISI
II.1 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya)
A. Pengertian PLTS
jika terjadi Salah satu energi alternatif dan
terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga surya. Selain ramah lingkungan,
energi tenaga surya juga mudah diaplikasikan di lokasi yang mendapat intensitas
yang cukup sinar matahari seperti di sebagian besar wilayah Indonesia. Oleh
karena itu, penggunaan listrik tenaga surya banyak digunakan di Indonesia,
terutama untuk daerah-daerah terpencil.
Akibatnya, penggunaan sel surya
untuk keperluan rumah tangga, kantor, dan kepentingan umum lainnya mulai meluas
sehingga dibutuhkan pengenalan khusus terhadap komponen dan perangkat serta
jaringan instalasinya. Demikian juga jika anda ingin melakukan instalasi
sendiri dirumah. Instalasi sederhana berikut cukup membantu, apalagi pemadaman
listrik PLN.
B. Sejarah
PLTS di Indonesia
Di Indonesia sejarah perkembangan PLTS sudah dimulai sejak
1987, pada tahap awal tersebut BPPT dimulai dengan pemasangan 80 unit PLTS atau
lebih spesifik lagi SHS (Solar Home System, system pembangkit listrik tenaga
surya untuk lampu penerangan rumah) di desa sukatani jawa barat.
Setelah itu pada tahun 1991 dilanjutkan dengan proyek
bantuan presiden (banpres listrik tenaga surya masuk desa) untuk pemasangan
13445 unit SHS di 15 propinsi.
Program banpres listrik tenaga surya masuk desa juga telah memperoleh sambutan
sangat menggembirakan dari masyarakat perdesaan dan telah terbukti dapat
berjalan dengan baik dan akan dijadikan model guna implementasi program listrik
tenaga surya untuk sejuta rumah.
Contoh aplikasi pemasangan pada rumah pedesaan
C. Cara kerja
PLTS
Secara sederhana, proses pembentukan
gaya gerak listrik (GGL) pada sebuah sel surya adalah sebagai berikut:
1. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian diserap oleh
material semikonduktor seperti silikon.
2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga mengalir
melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Muatan positif yang
disebut hole (lubang) mengalir dengan arah yang berlawanan dengan elektron pada
panel surya silikon.
3. Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi sumber
daya listrik DC.
Ketika sebuah foton menumbuk sebuah lempeng
silikon, salah satu dari tiga proses kemungkinan terjadi, yaitu:
1. Foton dapat melewati silikon; biasanya terjadi pada foton
dengan energi rendah.
2. Foton dapat terpantulkan dari permukaan.
3. Foton tersebut dapat diserap oleh silikon yang kemudian:
a.
Menghasilkan
panas, atau
b.
Menghasilkan
pasangan elektron-lubang, jika energi foton lebih besar daripada nilai celah
pita silikon.
Ketika sebuah
foton diserap, energinya diberikan ke elektron di lapisan kristal. Biasanya
elektron ini berada di pita valensi, dan terikat erat secara kovalen antara
atom-atom tetangganya sehingga tidak dapat bergerak jauh dengan leluasa. Energi
yang diberikan kepadanya oleh foton mengeksitasinya ke pita konduksi, dimana ia
akan bebas untuk bergerak dalam semikonduktor tersebut. Ikatan kovalen yang
sebelumnya terjadi pada elektron tadi menjadi kekurangan satu elektron; hal ini
disebut hole (lubang). Keberadaan ikatan kovalen yang hilang menjadikan
elektron yang terikat pada atom tetangga bergerak ke lubang, meniggalkan lubang
lainnya, dan dengan jalan ini sebuah lubang dapat bergerak melalui lapisan
kristal. Jadi, dapat dikatakan bahwa foton-foton yang diserap dalam
semikonduktor membuat pasangan-pasangan elektron-lubang yang dapat bergerak.
Gambar 2.1
Gambar
disamping mengilustrasikan transfer energi dari matahari ke bagian-bagian Bumi.
Dapat terlihat bahwa sekitar setengah dari enerdi masukan diserap oleh air dan
daratan, sedangkan yang lainnya diradiasikan kembali ke luar angkasa. (nilai 1
PW = 1015 W).
Sebuah foton
hanya perlu memiliki energy lebih besar dari celah pita supaya bisa
mengeksitasi sebuah elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Meskipun
demikian, spektrum frekuensi surya mendekati spektrum radiasi benda hitam
(black body) pada ~6000 K, dan oleh karena itu banyak radiasi surya yang
mencapai Bumi terdiri atas foton dengan energi lebih besar dari celah pita
silikon. Foton dengan energi yang cukup besar ini akan diserap oleh sel surya,
tetapi perbedaan energi antara foton-foton ini dengan celah pita silikon diubah
menjadi kalor (melalui getaran lapisan kristal yang disebut fonon) bukan dalam
bentuk energi listrik yang dapat digunakan selanjutnya.
D. Instalasi
PLTS
D.1 Perencanaan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Karena pembangkit listrik tenaga surya
sangat tergantung kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat
diperlukan. Perencanaan terdiri dari:
·
Jumlah daya yang dibutuhkan dalam
pemakaian sehari-hari (Watt).
·
Berapa besar arus yang dihasilkan
panel surya (dalam Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah
panel surya yang harus dipasang.
·
Berapa unit baterai yang diperlukan
untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari.
(Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit
listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT.
PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator listrik bensin ataupun
solar. Misalnya daerah terpencil: pertambangan, perkebunan, perikanan, desa
terpencil, dll. Dari segi jangka panjang, nilai ke-ekonomian juga tinggi,
karena dengan perencanaan yang baik, pembangkit listrik tenaga surya dengan
panel surya memiliki daya tahan 20 - 25 tahun. Baterai dan beberapa komponen
lainnya dengan daya tahan 3 - 5 tahun.
D.2 komponen PLTS
1. Panel Surya/Solar Cells
Panel
surya adalah alat yang dipasang dibagian
atas. Fungsinya untuk merubah
tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar
cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus
listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi
sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan
17 Volt tegangan maksimun). Bentuk pipih dari panel surya memberikan kemudahan
pemenuhan kebutuhan listrik untuk berbagai skala kebutuhan.
Ø Jenis-
jenis panel surya
a.
Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki
susunan kristal acak. Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih
besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik
yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.
b.
Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien,
menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi
sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi
baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun
drastis dalam cuaca berawan.
2. Alat
pengatur daya (charge controllet)
integrated dengan Box Baterai,
merupakan perangkat elektronik berbentuk kotak yang mengatur aliran listrik
dari Modul Surya ke Baterai/Accu dan aliran listrik dari Baterai/Accu ke Lampu,
TV atau Radio/Tape.Charge-Discharge pengontrol melindungi baterai dari
pengisian berlebihan dan melindungi dari korsleting atau pengiriman muatan
arus berlebih ke input terminal. Alat ini juga mempunyai beberapa
indikator yang akan memberikan kemudahan kepada pengguna PLTS dengan
memberikan informasi mengenai kondisi baterai sehingga pengguna PLTS dapat
mengendalikan konsumsi energi menurut ketersediaan listrik yang terdapat
didalam baterai. Selain itu terdapat 3 indikator lainnya yang menginformasikan
status pengisian, adanya muatan berlebih dan pengisian otomatis pada saat
baterai kosong.
3.
Inverter
INVERTER merupakan rangkaian
elektronik yang di gunakan untuk mengubah arus DC (Direct curent) menjadi arus
AC (alternating curent).Inverter dapat di gunakan pada berbagai macam jenis
paralatan elektronika mulai dari laptop,komputer,tv,mesin fax,play
station,dll.dan juga dapat di gunakan untuk sebagai back up energy bila terjadi
pemadaman di suatu aerah oleh pihak PLN. Selain dari fungsi di atas,inverter
juga banyak kegunaan lainya,yaitu;dapat di aplikasikan dengan PLTS(pembangkit
listrik tenaga surya),PLTA(pembangkit listrik tenaga air atau angin),atau pun
jenis pembangkit listrik alternatif lainya.
4.
Baterai
Baterai adalah perangkat kimia untuk
menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya
dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
Gambar
2.2
Gambar
di samping merupakan komponen yang ada pada instaasi PLTS
D.3 Skema Instalasi PLTS
Combiner pada gambar dibawah menghubungkan kaki
positif panel surya satu dengan panel surya lainnya. Kaki/ kutub negatif panel
satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya dihubungkan
ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya dihubungkan ke
kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya yang dihasilkan akan
digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan
beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer,
dll, arus baterai disupply oleh inverter.
Gambar 2.3
Gambar
2.4
E.
Perhitungan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya
Ø
Hitung
daya listrik terpakai per-hari
Langkah pertama, hitung berapa watt daya yang
dibutuhkan oleh masing-masing peralatan dirumah dan berapa jam dipergunakan per
hari. Hasil dari perhitungan tersebut akan menghasilkan daya dalam satuan watt
jam perhari.
Missal:
Lampu 10 bh x 10 watt x 12 jam : 1200 watt hour,
Televisi 1 bh x 100 watt x 8 jam :
600 watt hour,
Kulkas 1 bh x 125 watt x 24 jam :
1000 watt hour (1/3 dari total watt karena kompresor tidak selalu berputar)
Lain-lain 100 watt x 5 jam : 500
watt hour,
Total pemakaian per hari : 3300 watt
hour.
Ø
Hitung
jumlah AKI(ACCU) yang diperlukan
Langkah kedua,hitung jumlah aki yang
dibutuhkan sesuai dengan hasil perhitungan daya yang dipergunakan per
hari.Langkah ketiga, hitung berapa watt panel surya yang diperlukan untuk
pengisian sejumlah aki yang diperoleh dari hasil perhitungan jumlah aki.
·
Aki 12 volt 100 Amp Hour.
·
Kebutuhan aki harus juga mempertimbangkan
hari-hari dimana sinar matahari tidak bisa keluar sempurna karena cuaca
misalnya mendung selama 2 hari berturut-turut, dimana panel surya tidak dapat
mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik selama 2 hari, untuk itu
kebutuhan daya perhari harus dikalikan dengan 2. Disamping itu juga harus
diperhitungkan faktor efesiensi aki dan pada saat pemakaian aki tidak boleh
dipakai sampai semua daya habis.Sebaiknya menggunakan aki jenis MF (Maintenace
Free).
·
Jumlah Aki yang dibutuhkan = (Total
Daya : Voltase Aki : Ah Aki) = 3300 Watt hour : 12 volt : 100 Ah= 2,75
dibulatkan 3 bh aki 100 Ah
·
Sebaiknya aki dipergunakan hanya 50%
dari kapasitas, maka : Jumlah aki yang diperlukan = 2 x 12 Volt 100 Ah = 6 bh
aki.
·
Apabila terjadi cuaca ekstrim
(mendung/tidak ada sinar matahari) selama 3 hari berturut-turut, maka : Jumlah aki yang diperlukan = 2 x 6 =
12 bh aki 100 Ah.
Ø
Hitung
jumlah panel surya yang dibutuhkan
·
Panel surya 100 watt peak.Di
Indonesia rata rata maksimum energi surya yang dapat diserap oleh panel surya
dan dikonversi menjadi energi listrik rata-rata adalah 5 jam perhari (pkl. 9.00
s.d 14.00).
·
Jumlah kebutuhan panel surya
: (3300 Watt Hour : 5 jam) : 100 Watt Peak = 6,6 (7) unit panel surya 100
Watt Peak (sebaiknya 8 unit 100 Wp).
Ø
Hitung
besarnya ampere charge control yang dibutuhkan
Ukuran (atau rating) untuk alat
pengontrol arus masuk dan keluar dari aki ditentukan dalam satuan Ampere.Untuk
menghitung kebutuhan charge controller, maka kita harus mengetahui dulu
karakteristik dan spesifikasi dari panel surya, biasanya pada bagian belakang
panel surya terdapat spesifikasi teknis, misalnya :
·
Maximum power (Pmax) 100W.
·
Type cell monocrystalline.
·
Voltage at Pmax (Vmp) 17.4V Current at Pmax (Imp) 5.75A
·
Short circuit current (Isc) 6.33A
·
Open circuit voltage (Voc)
21.6VMaximum system voltage 1000V
Yang harus diperhatikan adalah angka
Isc (short circuit current), nilainya dikalikan dengan jumlah panel surya,
hasilnya merupakan nilai berapa nilai minimal dari charge controller yang
dibutuhkan : 7 x 6,33 = 44,31 Ampere (sebaiknya gunakan 60A).
Ø
Hitung
kapasitas inverter yang dibutuhkan
Besarnya
watt inverter DC to AC yang diperlukan adalah :Jumlah pemakaian listrik (lihat
angka 1) = 425 watt (sebaiknya menggunakan inverter sine wave 1000 watt)
Ø
Hitung
biaya yang dibutuhkan
Perhitungan
kasar biaya yang dibutuhkan untuk dapat membackup peggunaan listrik dirumah
sebesar 425 watt :
·
7 unit panel surya x 100 watt x Rp.
25.000 per watt = Rp. 17.500.000,-
·
12 buah aki Delcor N100 (100 Ah) x
Rp. 1.400.000,- = Rp. 16.800.000,-
·
Charge controller 60 Ampere (40 A
Rp. 2.500.000,-) = Rp. 3.000.000,-
·
Inverter 1000 watt 12 volt (modified
sine wave) = Rp.2.250.000,-
·
Total biaya = Rp.39.550.000,-
Biaya
tersebut diatas belum termasuk biaya pemasangan, kabel dan lain-lain.
Kesimpulannya,
biaya untuk membangun PLTS rumah tangga cukup mahal. Investasi anda yang cukup
mahal ini adalah untuk jangka panjang minimal 20 tahun (umur panel surya).
Untuk
membandingkan mahal tidaknya investasi ini anda harus menghitung berapa anda
harus membayar tagihan listrik setiap bulan x 12 bulan x 20 tahun (rata-rata
umur pakai panel surya).
F. Manfaat
Penggunaan PLTS
Ø
Energi yang terbarukan/ tidak pernah
habis
Ø
Bersih, ramah lingkungan
Ø
Umur panel sel surya panjang/
investasi jangka panjang
Ø
Praktis, tidak memerlukan perawatan
Ø
Sangat cocok untuk daerah tropis
seperti Indonesia
Solar panel sebagai komponen penting pembangkit listrik
tenaga surya, mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik. Umumnya kita
menghitung maksimun sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang
hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi - sore disimpan dalam baterai,
sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari.
II.2 PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro)
A.
Pengertian
PLTMH
Mikrohidro atau yang dimaksud dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik
skala kecil yang menggunakan tenaga
air
sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi,
sungai atau air terjun alam
dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit
air.
Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti
kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga
komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi),
turbin
dan generator.
Generator yang digunakan untuk
mikrohidro dirancang mudah untuk dioperasikan dan dipelihara, didesain
menunjang keselamatan, tetapi peralatan dari listrik akan menjadi berbahaya
bila tidak digunakan dengan baik. Beberapa point dari pedoman ini, instruksinya
menunjukan hal yang wajib diperhatikan dan harus diikuti seperti ditunjukkan
berikut ini.
B.
Prinsip
kerja PLTMikrohidro
Pembangkit tenaga listrik mikrohidro pada prinsipnya
memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran air irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan menghasilkan energi listrik.
C.
Instalasi
PLTMikrohidro
C.1 Konversi Energi
PLTMH
Energi Potensial - Energi Mekanik - Energi Listrik
Gambar 2.5
Gambar
disamping merupakan system PLTMikrohidro
C.2 Bagian-bagian PLTMikrohidro
C.2.1
Instalasi PLTMH diluar rumah pembangkit
1. Waduk (reservoir)
Waduk adalah danau yang
dibuat untuk membandung sungai untuk memperoleh air sebanyak mungkin sehingga mencapai
elevasi.
2. Bendungan (dam)
Dam berfungsi
menutup aliran sungai – sungai sehingga terbentuk waduk.Tipe bendungan harus
memenuhi syarat topografi, geologi dan syarat lain seperti bentuk serta model
bendungan.
3. Saringan (Sand trap)
Saringan ini dipasang didepan pintu
pengambilan air, berguna untuk menyaring kotoran – kotoran atau sampah yang
terbawa sehingga air menjadi bersih dan tidak mengganggu operasi mesin
PLTMH.
4. Pintu pengambilan air
(Intake)
Pintu
Pengambilan Air adalah pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya digunakan
saat pipa pesat dikosongkan untuk melaksanakn pembersihan pipa atau
perbaikan.
5. Pipa pesat (penstok)
Fungsinya
untuk mengalirkan air dari saluran pnghantar atau kolam tando menuju turbin.
Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan maksud agar diperoleh
kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin. Konstruksinya harus
diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang timbul termasuk tekanan
dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup mahal, untuk itu
pemilihan pipa yang tepat sangat penting.
6. Katub utama (main value atau
inlet value)
Katub
utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air, Menstart
turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup saat
perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan
tekanan air pada katup utama digunakan pompa hidrolik.
7. Power House
Gedung Sentral merupakan tempat instalasi
turbin air,generator, peralatan Bantu, ruang pemasangan, ruang pemeliharaan dan
ruang control.
C.2.2 Instalasi PLTMH didalam rumah
pembangkit
1.
Turbin
Turbin
merupakan salah satu bagian penting dalam PLTMH yang menerima energi potensial
air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran turbin
dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
2. Generator
generator
yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC. Untuk memilih kemampuan
generator dalam menghasilkan energi listrik disesuaikan dengan perhitungan daya
dari data hasil survei. Kemampuan generator dalam menghasilkan listrik biasanya
dinyatakan dalam VoltAmpere (VA) atau dalam kilo volt Ampere (kVA).
3. Penghubung turbin dengan
generator
penghubung
turbin dengan generator atau sistem transmisi energi ekanik ini dapat digunakan
sabuk atau puli, roda gerigi atau dihubungkan langsung pada porosnya.
·
Sabuk atau puli digunakan jika
putaran per menit (rpm) turbin belum memenuhi putaran rotor pada
generator, jadi puli berfungsi untuk menurunkan atau menaikan rpm motor
generator.
·
Roda gerigi mempunyai sifat yang
sama dengan puli
·
Penghubung langsung pada poros
turbin dan generator, jika putaran turbin sudah lama dengan putaran rotor pada
generator.
D.
Perhitungan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
D.1 Perhitungan teknis
Potensi
daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan daya:
(P)
= 9.8 x Q x Hn x ŋ;
di
mana:
P = Daya (kW)
Q
= debit aliran (m/s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta gravitasi
ŋ = efisiensi keseluruhan.
Misalnya, diketahui data di suatu
lokasi adalah sebagai berikut:
Q
= 300 m3/s2, Hn = 12 m dan h = 0.5. Maka,
besarnya
potensi daya (P) adalah:
P = 9.8 x Q x Hn x h
= 9.8 x 300 x 12 x 0.5
= 17 640 W
= 17.64 kW
D.2 Perhitungan biaya operasional
Pembangunan
PLT Mikrohidro memerlukan investasi yang relatif besar. Nilai investasi per kW
terpasangnya menurut perhitungan Yayasan Mandiri - berkisar antara Rp. 4 juta
sampai Rp. 8 juta. Adapun, biaya (harga) listrik perkWH-nya dihitung
berdasarkan biaya awal (initial cost) dan biaya operasional (operational cost).
Komponen biaya awal terdiri dari: biaya bangunan sipil, biaya fasilitas
elektrik dan mekanik serta biaya sistem pendukung lain. Komponen biaya
operasional yaitu: biaya perawatan, biaya penggantian suku cadang, biaya tenaga
kerja (operator) serta biaya lain yang digunakan selama pemakaian.
Contoh
perhitungan harga listrik per kWh dari PLT Mikrohidro adalah sebagai berikut.
Misalkan, untuk membangun suatu PLTMH dengan kapasitas terpasang 1kW, dibutuhkan
biaya awal Rp 4 juta. Umur pakai mikrohidro yang dirancang adalah 10 tahun
dengan biaya operasional Rp. 1 Juta/tahun. Sehingga total biayanya menjadi Rp.
10 Juta. Maka, biaya rata-rata (Rp) per hari adalah:
Rp/hari
= (biaya awal + biaya operasional)/ (umur pakai(tahun) x jumlah hari/tahun)
=
Rp 4 juta + Rp 10 juta /(10 tahun x 365 hari/tahun)
=
Rp 3836/ hari
Biaya
(harga) per kWh ditentukan oleh biaya rata-rata per hari dan besarnya energi
listrik yang dihasilkan per hari (kWh/hari). Energi per hari ini ditentukan
oleh besarnya daya terpasang serta faktor daya 1. Jika diasumsikan faktor daya
besarnya 12, maka harga energi listrik perkWh 2adalah:
Harga/kWh = Biaya/hari .
Energi
listrik yang dihasilkan (kWh/hari)
=
Biaya/hari .
Day
a terpasang (kW) x f aktor day a
=
Rp 3836/hari .
1
kW x 12 (jam/hari)
=
Rp 320/kWh
E.
Manfaat
PLTMikrohidro
Namun meskipun PLMTH adalah energi alternatif yang
potensial, namun kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya terbatas,
sering membuat sumber air yang potensial untuk pembangkit listrik
terabaikan. Padahal dalam beberapa kasus PLTMH juga dapat dijadikan
alasan untuk melestarikan lingkungan, minimal di sepanjang Daerah Aliran Sungai
(DAS) sumber air ditengah menggebu-gebunya pembalakan hutan dan pembukaan
kawasan perkebunan yang tidak ramah lingkungan. Sehingga mencari dana
dari lembaga donor untuk membangun PLTMH di daerah-daerah terpencil dapat
menjadi alternatif pilihan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil pembuatan makalah ini, saya menarik kesimpulan bahwa Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro memiliki berbagai
keuntungan dan juga sangat cocok dikembangkan di Indonesia yang sangat
berpotensi, karena beriklim tropis, dan kaa akan perairanya. PLTS dan PLTMH ini
bisa digunakan sebagai pengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang
tidak terbarukan dan akan menimbulkan keuntungan secara materi dan kesehatan
lingkungan alam.
B. Saran
Setelah
melihat prospektif dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro yang ramah lingkungan dan juga sumber energinya terbarukan,
sebaiknya kita sebagai warga masyarakat Indonesia mulai peduli dan juga
berpartisipasi untuk memakai serta mengembangkan teknologi PLTS dan PLTMH ini.
Jika, teknologi ini berhasil berjalan dan berkembang pesat, dapat di bayangkan
berapa jumlah polusi yang berkurang. Serta juga dapat mengurangi Global Warming
serta dampak yang di timbulknya. Dan kemungkinan dari segi perekonomian daerah
akan meningkat, sarana dan prasarana dapat berjalan lancar. Sehingga nantinya
akan menghasilkan SDM yang berkualitas.